LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
BAB I
PENDAHULAUN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dakwah Kampus adalah dakwah ammah harokatudz dzahiroh dalam lingkup perguruan tinggi. Dakwah yang sifatnya terbuka, berorientasi kepada rekrutmen dakwah di kalangan civitas akademika secara umum, dan aktivitasnya dapat dirasakan oleh civitas akademika. Civitas akademika yang dimaksud di sini adalah para mahasiswa dan dosen perguruan tinggi. Civitas akademika merupakan bagian dari masyarakat kampus yang hidup dengan peraturan, ada peraturan kampus (rektorat), peraturan ormawa, dan sebagainya. Sehingga untuk dapat mengejewantahkan dakwah ammah harokatudz dzahirah tersebut, maka prinsip 'legal', 'formal', dan 'wajar' dalam kacamata civitas akademika, menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh Dakwah Kampus. Salah satu derivasi dari hal ini, maka biasanya sebuah lembaga dakwah kampus perlu membuat AD/ART sebagai bagian dari bentuk legalisasi organisasi dakwah kampus di sebuah perguruan tinggi.
Untuk menjalankan roda Dakwah Kampus, maka dibutuhkan personil-personil, yaitu Aktivis Dakwah Kampus (ADK). ADK adalah kader dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran dalam Dakwah Kampus. Peran yang dilakukan bisa berupa sebagai pengurus lembaga dakwah kampus, murobbi kampus, dan sebagainya. Peran ADK ini bisa dijalankan oleh kader dakwah yang bertitel mahasiswa, atau dosen, atau kader dakwah lainnya yang bersinggungan dengan Dakwah Kampus. Mereka harus dapat bergerak bersama-sama dalam koridor strategi dakwah kampus yang bersangkutan.
Sebagaimana telah diungkapkan di atas, dalam pergerakannya dakwah kampus memiliki medan tersendiri. Medan pergerakan dakwah kampus adalah area di mana dakwah kampus mengaktualisasikan diri. Medan Dakwah Kampus yaitu lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap dakwah kampus, meliputi manusia-manusianya (para civitas akademika, pejabat dan pegawai kampus, alumni), sarana-sarananya (lembaga kemahasiswaan, institusi perguruan tinggi, institusi pemerintah terkait, institusi kerjasama antar perguruan tinggi), dan aturan main yang berlaku (peraturan perundangan terkait, kurikulum dan sistem administrasi perguruan tingggi), serta sarana dan prasarana kampus.
Dan yang terakhir dalam kajian ini adalah tujuan Dakwah Kampus, terakhir dan sangat penting. Karena tujuan dakwah kampus harus selalu menjadi satu hal yang terus diingat oleh para ADK, agar mereka tahu ke mana arah dakwah kampus berjalan. Tujuan utama dari Dakwah kampus adalah adanya suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam, dan optimalisasi peran kampus dalam upaya mentransformasi masyarakat menuju masyarakat Islami. Derivasi dari hal ini maka peran tarbiyah kampus yang berkesinambungan - untuk menghasilkan alumni-alumni yang berafiliasi kepada Islam - menjadi sangat penting. Derivasi lainnya, lembaga dakwah kampus perlu secara bertahap menjadi lembaga dakwah kampus yang matang, agar dapat memainkan perannya di perguruan tinggi yang bersangkutan untuk dapat mengusung perubahan. Mengenai tahapan dakwah kampus ini perlu kajian tersendiri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang
masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan.
Permasalahan tersebut antara lain :
v Bagaimana menyampaikan dakwah
dilingkungan kampus?
v Apa tujuan dari lembaga dakwah
kampus?
1.3 TUJUAN PENULIASAN
adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah
v Melatih mahasiswa untuk memahami dan
mendalami pokok-pokok ajaran yang sebagaimana diajarkan Rasulullah
v Melatih mahasiswa untuk peka terhadap
lingkungan kampus, agar dapat menuntun teman-teman lainnya menuju yang lebih
baik
1.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis
menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak
hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke
warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih
praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data
tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.
I.5 RUANG
LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis
miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai
lembaga dakwah kampus.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 HAKIKAT LDK
Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) adalah
sebuah organisasi
kemahasiswaan intra kampus yang terdapat di tiap-tiap perguruan tinggi di Indonesia. Organisasi ini bergerak dengan Islam sebagai asasnya. Sebagian besar perguruan tinggi di
Indonesia pasti mempunyai LDK. Tiap-tiap perguruan tinggi, nama LDK bisa
berbeda-beda. Kadang mereka menyebut dirinya sebagai Sie Kerohanian Islam,
Forum Studi Islam, Lembaga Dakwah Kampus, Badan Kerohanian Islam, dan
sebagainya.
Lembaga Dakwah
Kampus adalah lembaga yang bergerak di bidang dakwah Islam, kampus merupakan
inti kekuatannya, dan warga civitas akademika adalah obyek utamanya. Ditinjau
dari struktur sosial kemasyarakatan, mahasiswa dan kampus merupakan satu
kesatuan sistem sosial yang mempunyai peranan penting dalam perubahan sosial
peri-kepemimpinan di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan dari potensi
manusiawi, mahasiswa merupakan sekelompok manusia yang memiliki taraf berpikir
di atas rata-rata. Dengan demikian, kedudukan mahasiswa adalah sangat strategis
dalam mengambil peran yang menentukan keadaan masyarakat di masa depan.
Perubahan masyarakat ke arah Islam terjadi apabila pemikiran Islam telah
tertanam di masyarakat itu. Dengan berbagai potensi strategis kampus, maka
tertanamnya pemikiran Islam di dalam kampus melalui dakwah Islam diharapkan
dapat menyebar secara efektif ke tengah-tengah masyarakat.
Kondisi
obyektif dari masing-masing kampus yang berbeda-beda menjadikan masing-masing
Lembaga Dakwah Kampus berkembang dengan pola sendiri-sendiri, sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapinya. Di samping itu, banyaknya persoalan
dakwah di dalam kampus menyebabkan Lembaga Dakwah Kampus lebih mengarahkan
perhatiannya ke dalam kampusnya masing-masing, dan kurang memberikan perhatian
pada kebersamaan gerak dakwah. Keadaan ini berakibat melemahnya kekuatan gerak
dakwah secara global. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu jalinan
koordinasi yang baik di antara LDK yang ada demi terciptanya kekuatan gerak
dakwah yang terpadu dan kokoh laksana satu bangunan yang saling menguatkan.
Wadah Antar Lembaga Dakwah Kampus
Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BK LDK)
Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BK LDK) merupakan salah satu bentuk koordinasi dakwah kampus yang berfungsi sebagai sarana bagi terciptanya gerak dakwah yang teratur, terpadu, kompak, saling menguatkan laksana bangunan yang kokoh menuju terwujudnya kehidupan yang Islami dimana syariat Islam diterapkan secara menyeluruh. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan diantaranya: Kongres Mahasiswa Islam Indonesia di Jakarta yang dihadiri lebih dari 5000 mahasiswa/i perwakilan Lembaga Dakwah Kampus dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam hingga Papua, Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia dan Institut Pertanian Bogor, dan lain-lain. BK LDK memiliki jaringan dari Aceh hingga Papua.Saat ini Koordinator Nasional BKLDK di jabat oleh LDK DKM Universitas Padjadjaran yang juga merupakan perintis dari FSLDK Nasional.Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)
Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) merupakan wadah silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (LDK) se-Indonesia. Saat ini lebih populer dengan sebutan Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia (FSLDKI). Sifat keanggotaan FSLDK terbuka, artinya setiap LDK berhak bergabung dengan FSLDK. Jaringan FSLDK sudah tersebar luas di seluruh nusantara. Mulai dari ujung Sumatra hingga Papua. Hingga kini keanggotaan FSLDK mencapai 860 LDK. Pada mulanya FSLDK hanya dihadiri tidak banyak LDK, berikut LDK yang ikut pada FSLDK pertama:- LDK Informatika Studi Islam STMIK Wicida Samarinda (LDK INSI)
- Jamaah Mujahidin IKIP Yogyakarta
- LAI Undip Semarang
- UKKI Unsoed Purwokerto
- UNS Solo
- Lpisat Usakti Jakarta
- UI Jakarta
- BKI IPB Bogor, diwakili oleh Muhammad Al-Khatat
- UIKA Bogor
- Karisma Salman ITB Bandung
- DKM Unpad Bandung, diwakili oleh Fahmy Lukman
- UKKI Universitas Airlangga Surabaya,
- BDM Al-Hikmah IKIP (UM) Malang
- Jamaah Salahudin UGM, diwakili oleh Ismail Yusanto
Lembaga Dakwah Kampus = Perhimpunan Akhlak Mulia
Mungkin
ada sebahagian kita yang lupa bahwa lembaga dakwah kampus yang biasa kita
singkat dengan LDK, bukanlah hanya lembaga tempat kita belajar ilmu agama saja,
bukan hanya tempat kita menambah pemhaman agama saja, tetapi LDK juga merupakan
tempat kita memperbaiki akhlak kita yang buruk menjadi akhlak yang mulia, maka
tak pelak jika LDK juga disebut sebagai Perhimpunan Akhlak Mulia karena semua
pengurus dan anggotanya dituntut untuk berakhlak mulia.
Hal
yang paling membuat dakwah bisa diterima banyak orang adalah kemulian akhlak
da’inya, bukan kehebatan dalam beribadah. Toh, ada banyak orang yang hebat dan
kuat dalam beribadah tapi membuat orang takut mendekat kepadanya, dikarenakan
akhlaknya yang kurang bagus, suka memfonis orang, tidak berhikmah dalam
menasehati dan sebagainya. Tapi jika seorang kader dakwah yang bagus akhlaknya
tidak pula rajin beribadah, tentu ini juga salah, karena LDK tempat kita
belajar menjalankan keislaman kita secara syumul (sempurna/menyeluruh) bukan
dikatomis.
Jadi
bumbu dasar yang diajarkan oleh Rasulullah saw agar dakwah ini menjadi besar,
berkembang pesat dan pengaruh adalah akhlak yang mulia. Dan tidaklah tegak
Islam ini kecuali dengan akhlak yang mulia. Dan Rasulullah saw adalah yang
paling bagus akhlaknya diantara umat manusia. Karena akhlak Rasulullah sendiri
adalah Al-Qur’an sebagaimana yang disampaikan Ibunda Aisyah ra. kepada kita.
Wahai
aktivis dakwah, mari senantiasa memperbagus akhlak agar kita bias menjadi
manusia yang selalu dalam lindungan Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Untuk mencapai tujuan di atas,
ada beberapa sasaran antara yang harus dicapai terlebih dahulu. Sasaran
tersebut antara lain :
1. Terbentuknya bi’ah (lingkungan) yang kondusif bagi kehidupan Islami di kampus, baik dalam sisi moral, intelektual, maupun tanggungjawab sosial. Kita tahu bahwa kampus adalah lingkungan yang heterogen. Ketika berinteraksi di dalamnya, maka butuh kekuatan untuk menjaga idealisme dengan tetap memperhatikan realitas. Hal ini berarti dakwah kampus memerlukan sebuah lingkungan kecil yang senantiasa dapat terus men-charge ruhiyah para ADK di tengah-tengah aktivitasnya di kampus. Sarana untuk itu adalah tarbiyah yang berkesinambungan untuk para ADK dan yang didakwahkannya.
2. Terbentuknya opini ketinggian Islam di kalangan kampus. Oleh karena itu syiar dalam mengkampanyekan kemuliaan Islam harus terus dilakukan secara rutin. Sarana-sarana syiar untuk ini cukup banyak, misalnya majalah, perpustakaan, peringatan hari besar Islam, tabligh akbar, dan sebagainya. Barangkali bisa kita diskusikan mengenai hal ini dalam kajian tersendiri.
3. Terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah. Untuk itu, tarbiyah yang berkesinambungan di setiap angkatan mahasiswa harus dipastikan berjalan. Ini membutuhkan sebuah lajnah yang dapat mengawasi itu dalam jangka panjang.
4. Terbentuknya hubungan timbal balik yang sinergis antara dakwah ammah dengan pengkaderan. Artinya, semua rekrutmen-rekrutmen dakwah diupayakan dapat dilanjutkan dengan proses dakwah secara khusus terhadap orang-orang yang direkrut tersebut.
Demikian kajian singkat mengenai definisi dasar dan tujuan dakwah kampus. Semoga dapat menjaga orisinalitas dakwah kampus di tengah-tengah proses perubahan yang semakin cepat.
1. Terbentuknya bi’ah (lingkungan) yang kondusif bagi kehidupan Islami di kampus, baik dalam sisi moral, intelektual, maupun tanggungjawab sosial. Kita tahu bahwa kampus adalah lingkungan yang heterogen. Ketika berinteraksi di dalamnya, maka butuh kekuatan untuk menjaga idealisme dengan tetap memperhatikan realitas. Hal ini berarti dakwah kampus memerlukan sebuah lingkungan kecil yang senantiasa dapat terus men-charge ruhiyah para ADK di tengah-tengah aktivitasnya di kampus. Sarana untuk itu adalah tarbiyah yang berkesinambungan untuk para ADK dan yang didakwahkannya.
2. Terbentuknya opini ketinggian Islam di kalangan kampus. Oleh karena itu syiar dalam mengkampanyekan kemuliaan Islam harus terus dilakukan secara rutin. Sarana-sarana syiar untuk ini cukup banyak, misalnya majalah, perpustakaan, peringatan hari besar Islam, tabligh akbar, dan sebagainya. Barangkali bisa kita diskusikan mengenai hal ini dalam kajian tersendiri.
3. Terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah. Untuk itu, tarbiyah yang berkesinambungan di setiap angkatan mahasiswa harus dipastikan berjalan. Ini membutuhkan sebuah lajnah yang dapat mengawasi itu dalam jangka panjang.
4. Terbentuknya hubungan timbal balik yang sinergis antara dakwah ammah dengan pengkaderan. Artinya, semua rekrutmen-rekrutmen dakwah diupayakan dapat dilanjutkan dengan proses dakwah secara khusus terhadap orang-orang yang direkrut tersebut.
Demikian kajian singkat mengenai definisi dasar dan tujuan dakwah kampus. Semoga dapat menjaga orisinalitas dakwah kampus di tengah-tengah proses perubahan yang semakin cepat.
III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali
jiwa keislaman pada setiap pribadi manusia. Jiwa keislaman itu perlu selalu
dipupuk dan dikembangkan yaitu dengan lembaga dakwah kampus.
Jika saja disetiap kampus
mempunyai lembaga dakwah maka insyaAllah akan terciptanya seorang mahasiswa
yang bernafaskan islam dan siap untuk menjalankan konsep-konsep dasar dalam
islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar